Viral sebuah video unggahan content creator @rrayu_ pada platform TikTok yang membahas terkait istilah ‘parkir air’. Video ini membahas point of view jika Indonesia dipimpin oleh sang profesor pujangga. Salah satu scene dalam video menceritakan situasi ketika rakyat protes karena banjir, lalu dijawab oleh seorang presiden (Anies) yang mengatakan bahwa itu bukanlah banjir tetapi parkir air.
@rrayu_ penuh retorika dan untaian kata #eaaak #POV #presidenindonesia #ayujasmine ♬ Monkeys Spinning Monkeys – Kevin MacLeod & Kevin The Monkey
Tak hanya parkir air yang disinggung dalam video di atas, kaki sebagai alat transportasi, beserta angin yang tidak memiliki ktp juga turut menjadi bahasan. Namun, ketiga bahasan tersebut hanyalah opini yang tidak didasarkan oleh fakta. Cek fakta terkait angin tidak memiliki ktp bisa dilihat di sini, dan juga mengenai kaki sebagai transportasi dapat dibaca selengkapnya di sini.
Penjelasan
Sejatinya, istilah parkir air yang dimaksudkan oleh Anies saat menjadi Gubernur DKI Jakarta merujuk kepada tempat parkir sementara untuk menampung limpahan air sungai berbasis alam. Pernyataan Anies terkait banjir yang merupakan ‘parkir air’ sebetulnya berasal dari penjelasan terkait banjir yang terjadi di taman-taman pada era Anies.
Anies menjelaskan bahwa memang terdapat taman-taman yang posisinya di samping sungai. Kemudian taman tersebut dibangun dan atau direnovasi untuk difungsikan pula sebagai tempat ‘parkir air’ sementara. Penjelasan lengkapnya dapat disimak pada video di bawah.
@unboxinganies Di luar negeri sistem taman memang dibuat multifungsi kayak gini, jadi jangan salah paham lagi ya bestie~ #PartisipasiKebijakanPublik
♬ original sound – unboxing anies – Unboxing Anies
Mengacu pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), ruang publik memang bisa difungsikan menjadi parkir air. Ruang publik yang dimaksud seperti lapangan olahraga, taman, atap gedung, maupun basement dapat difungsikan menjadi tempat parkir air guna mengurangi banjir di perkotaan seperti Jakarta.
Tak hanya taman, Anies pada saat itu juga membangun beberapa titik ‘Ruang Limpah Sungai’ seperti Waduk Brigif, Waduk Lebak Bulus, dan Waduk Pondok Ranggon yang berfungsi untuk menampung air.
Kemudian, gambar banjir di Bundaran HI yang ada dalam video @rrayu_, bukanlah banjir yang terjadi saat era Anies. Banjir tersebut terjadi pada 2013 lalu, tepatnya saat era kepemimpinan Jokowi-Ahok di Jakarta.
Faktanya, meskipun dengan curah hujan yang lebih ekstrem, dampak banjir yang dirasakan warga dan waktu pemulihan pasca banjir kian membaik di tahun 2020 dan 2021, jika dibandingkan dengan tahun 2013. Pada 2013 terdapat sejumlah 599 RW yang terendam banjir besar di DKI Jakarta, lalu pada 2020 sebanyak 390 RW, dan 2021 sebanyak 113 RW.
Maka, dapat disimpulkan bahwa terdapat miskonsepsi yang terjadi mengenai konsep dari istilah ‘parkir air’, dan konten yang diunggah dari akun @rrayu_ dapat dikatakan sebagai konten yang mengandung unsur misinformasi atau menyesatkan.
Sumber:
Putra, E. P. (2022). Jakarta Punya Tempat Parkir Air Sementara Pertama di Indonesia. Diakses pada 31 Januari 2024 dari https://news.republika.co.id/berita/rjbg1y484/jakarta-punya-tempat-parkir-air-sementara-pertama-di-indonesia
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. (2009). Ruang Publik Bisa Difungsikan Menjadi Parkir Air. Diakses pada 31 Januari 2024 dari https://pu.go.id/berita/ruang-publik-bisa-difungsikan-menjadi-parkir-air-%C2%A0
Annur, C. M. (2022). Anies Klaim Luas Area Terendam Banjir Besar Berkurang di Masa Jabatannya, Benarkah?. Diakses pada 31 Januari 2024 dari https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/10/19/anies-klaim-luas-area-terendam-banjir-besar-berkurang-di-masa-jabatannya-benarkah